Senin, 24 September 2007

aRtiKeL ab0ut GIS

1.)
Berkenalan dengan GIS


Dengan teknologi GIS, sebuah instansi tidak hanya dapat membuat perencanaan tata kota dnegan lebih baik saja. Namun, teknologi ini juga dapat membantu menentukan daerah mana saja yang memiliki potensi bencana ataupun menentukan lokasi penyebaran penyakit tertentu.

Bencana yang menimpa Aceh pada 26 Desember 2004 yang lalu telah menjadi sebuah pukulan yang besar bagi rakyat di Indonesia. Sejak tanggal tersebut, semua perhatian seluruh masyarakat Indonesia bahkan dunia tertumpu ke Aceh. Sebagian besar wilayah Aceh hancur total termasuk infrastruktur daerah. Sehingga membangun Aceh kembali menjadi salah satu pekerjaan yang tidak mudah. Banyak bantuan ditawarkan untuk membantu pemerintah. Mulai dari dana, relawan, sampai bantuan pembangunan pun berdatangan. Seperti apa Aceh baru akan dilahirkan dan bagaiamana memutuskan jabang bayi baru tersebut?
Banyak pendapat bermunculan. Mulai dari yang membawa kepentingan sendiri sampai kepentingan bersama. Mulai dari sisi ekonomi, masayarakat, pendidikan, dan banyak lagi telah menjadi masukan bagi pemerintah yang akan membangun Aceh nantinya. Salah satu masukan yang menarik yang mungkin dapat menjadi pertimbangan adalah masukan yang diberikan oleh sebuah forum sipil bernama RS-GIS Forum (Remote Sensing-Geographic Information System).
Bulan Januari lalu, RS-GIS Forum mengadakan sebuah workshop yang berjudul “Identifikasi dan Analisis Kerusakan Aceh-Sumut Pasca Gempa dan Tsunami dengan Teknologi Satelit dan SIG”. Yang kemudian dilanjutan dengan workshop kedua pada bulan berikutnya.
RS-GIS Forum mengusulkan agar perencanaan pembangunan Aceh dilakukan dengan memanfaatkan teknologi GIS. Apa yang dimaksud dengan GIS? Dan konstribusi apa yang dapat dilakukan oleh GIS?
GIS/SIG Bukan PetaGIS adalah singkatan dari Geographic Information Systems. Dalam bahasa Indonesia sendiri, GIS disingkat SIG yang artinya Sistem Informasi Geografi. Sistem Informasi Geografi adalah sebuah sistem yang dapat membantu memberikan gambaran yang lebih jelas tentang informasi dari sebuah tempat. Hasil akhir SIG dapat juga disebut Smart Maps. Hal ini dikarenakan hasil akhir SIG memang merupakan sebuah peta yang dilengkapi dengan data yang dibutuhkan oleh si pembuatnya. Smart Maps inilah yang nantinya dapat membantu user, baik dalam menganalisis ataupun mengambil keputusan terhadap suatu daerah.
Tidak seperti peta pada umumnya yang tidak memberikan informasi yang lengkap atau tidak jarang memberikan data yang justru tidak dibutuhkan. Peta yang dihasilkan SIG jauh lebih tepat guna dalam pemanfaatannya bagi user tertentu (tergantung pada kebutuhan).
Contohnya, seorang pengusaha yang ingin membuat cabang tokonya, maka pengusaha tersebut akan menganalisis sebuah peta yang berisikan informasi di mana letak konsumen terbanyak dan bagaimana latar belakang sosial ekonomi daerah tersebut. Kemudian dari peta tersebut seorang pengusaha dapat mengetahui posisi atau lokasi terbaik cabangnya. Atau untuk pemerintah daerah dalam membuat perencanaan kota. Seperti yang dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta.
Tentu saja peta SIG yang dimiliki oleh pengusaha dan pemerintah kota akan berbeda meskipun keduanya menggunakan peta dasar yang sama, yaitu kota Jakarta, keduanya memiliki tujuan yang berbeda. Sehingga informasi yang dapat diperoleh pun akan berbeda.
SIG ini sendiri di Indonesia belum terlalu dikenal secara luas. Masih banyak hal yang belum memanfaatkan SIG. Padahal dalam hal membuat perencanaan SIG dapat menjadi alat bantu yang sangat dapat diandalkan.
Berlapis-lapisSeperti yang dikatakan sebelumnya bahwa peta SIG terdiri dari data yang memang dibutuhkan oleh pembuatnya. Data tersebut disusun secara berlapis di atas peta dari sebuah lokasi yang akan dianalisis. Kemudian data tersebut disatukan dan memebentuk sebuah pola. Data dapat diperoleh dari mana saja. Bisa dari data hasil penelitian, pengamatan satelit atau dari sebuah pusat database tertentu (seperti sensus penduduk, atau data konsumen). Selama data berbentuk spasial, maka data dapat dipresentasikan secara langsung pada peta. Jika data bukan merupakan data spasial, maka data dapat diletakkan pada peta dengan bentuk simbol-simbol yang diinginkan oleh si pembuat peta.
Yang dimaksud dengan data spasial adalah data yang berisikan informasi visual, seperti gambar pengamatan cuaca di atas peta yang akan digunakan untuk menganalisis sistem pengairan. Sedangkan yang dimaksud dengan data nonspasial adalah data berupa angkaangka, seperti data jumlah penduduk per kelurahan pada wilayah tertentu.Untuk menghasilkan peta yang tepat guna, maka data yang ada akan diproses dengan menggunakan software SIG. Sofware SIG tersebut akan menyusun peta dengan cara melapisi satu peta dengan data yang ada secara satu per satu. Oleh sebab itu, selain Anda dapat memeproleh peta yang bertumpuk rapi keseluruhannya atau Anda juga dapat memperoleh peta yang terpisah-pisah menurut lapisan datanya.
Saat ini, keberadaan software SIG dapat diperoleh secara bebas. Dan kepemilikannya tidak dibatasi. Baik atas nama instansi ataupun secara individu. Siapapun dapat mempelajari software dan membuat peta. Peta juga tidak hanya berupa peta luar ruang saja. SIG dapat juga diterapkan untuk melekukan penganalisisan dalam ruang.
SDM yang TepatSoftware SIG memang dapat diandalkan dalam membuat peta, namun peranan manusia dalam membuatnya maupun menganalisis hasilnya sangat besar. Untuk dapat membuat peta yang tepat guna, sesesorang harus terlebih dahulu mengetahui apa saja yang menjadi komponen data yang dibutuhkan. Banyak data yang dapat diperoleh baik secara cuma-cuma maupun membayar. Tetapi memilih data yang tepat tidak selalu pekerjaan yang mudah. Oleh sebab itu, seorang pembuat peta atau ahli SIG harus terlebih dahulu mampu menganalisis sebuah masalah. Kemudian baru ia memilih komponen data yang diperlukan.
Begitu pula dalam mengambil keputusan atau membuat perencanaan. Selain seseorang harus mampu membaca peta SIG, juga harus memiliki kemampuan menganalisis yang tajam. Agar keputusan dan perencanaan yang dilakukannya mengenai sasaran yang dituju.
Oleh sebab itu, untuk menggunakan atau memanfaatkan SIG dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang terlatih dan berkemampuan.
Untungnya, saat ini Indonesia sudah memiliki modal SDM untuk teknologi tersebut dengan tersedianya mata kuliah SIG di universitas dengan jurusan-jurusan tertentu seperti Geografi (UI, ITB, dan sebagainya) ataupun Sistem Informasi.
SIG bukan GPSSIG dan GPS, keduanya sama-sama berkaitan erat dengan peta. Namun pada dasarnya, kedua teknologi ini tidak sama. Justru GPS menjadi salah satu komponen pendukung dalam SIG. GPS sudah dikenal dengan sangat luas sekarang ini. Manfaat yang diberikan oleh GPS juga sangat banyak. Para nelayan banyak yang menggunakan GPS untuk mengetahui posisi ikan terbaiknya. Polisi banyak mendapatkan pertolongan dalam menemukan kendaraan yang hilang. Atau penyedia jasa cargo yang dapat memuaskan pelanggannya karena dapat melacak sendri paket kiriman miliknya secara otomatis lewat Internet.
Dalam memberikan posisi suatu objek, GPS memiliki kemampuan yang sangat akurat. Hal ini sangat membantu dalam pembuatan peta yang lebih baik pada SIG itu sendiri. Nilai toleransi kesalahan dapat mencapai kurang lebih satu meter.
Sebaliknya, peta SIG yang sangat lengkap, sarat akan informasi yang optimal dapat lebih membantu seorang pengguna GPS. Seseorang tidak hanya dapat menegtahui posisi di mana ia sedang berada, namun orang tersebut dapat juga sekaligus mengetahui apa yang terjadi atau yang dimiliki tanah tempatnya berdiri.
Pemanfaatan yang LuasDalam wacana di atas sudah diinformasikan beberapa manfaat yang dapat diberikan oleh SIG. Mulai dari dunia bisnis sampai pemerintahan dapat memanfaatkan teknologi ini.
Jika tadi sudah ada beberapa contoh pemanfaatan luar ruang, maka pemanfaatan yang dapat dilakukan dalam ruang dapat berupa peta ruang sebuah supermarket yang akan menyusun ulang peletakan barang dagangannya.
Atau dapat juga untuk mengatasi masalah peletakan ruang pada rumah sakit, agar tidak terjadi antrian yang menumpuk atau membuat arus pengunjung dalam rumah sakit menjadi lebih baik.
Ini artinya peta yang akan digunakan sebagai landasan data tidak selalu merupakan peta alam saja. Peta tersebut bisa saja dibuat sendiri oleh staf SIG tersebut.
Hasil akhir dari SIG memang berupa Smart Maps. Namun, bukan berarti dalam mempresentasikan data tersebut selalu dalam bentuk peta. Tidak jarang peta tersebut dipresentasikan dengan bantuan bahan pelengkap sebagai dalam bentuk dokumen tertulis, basis data, grafik, ataupun diagram. Hal ini dilakukan agar pemirsa peta tersebut dapat lebih memahami informasi dalam peta.
LEBIH LANJUThttp://www.gis.com/


2.)
Membangun Situs Webmapping oleh administrator pada Wednesday 02 February 2005

Pengantar Dengan makin berkembangnya teknologi dan penggunaannya di kalangan masyarakat luas, internet makin menjadi bagian kehidupan sehari-hari. Mencari informasi, membaca berita, berkomunikasi dengan email atau secara real-time dengan chatting, atau berdiskusi lewat mailing list merupakan contoh hal-hal yang sering dilakukan orang dengan internet. Media ini ternyata juga bisa dimanfaatkan para geograf untuk mempublikasi ide-ide mereka dengan web mapping, bahkan penyajian melalui internet mempunyai target yang lebih luas dibanding cara-cara tradisional seperti seminar, buku atau jenis presentasi lainnya, karena bisa diakses siapa saja, di mana saja dan kapan saja selama bisa terhubung ke internet.

Sebelum lebih jauh membahas web mapping, penulis membatasi pengertian web mapping menjadi :
Secara harfiah web mapping berarti pemetaan internet, tetapi bukan memetakan internet, dan tidak berarti hanya menampilkan peta (yang berupa gambar statis) ke dalam sebuah situs internet. Jika hanya menampilkan peta statis pada sebuah situs maka tidak ada perbedaan antara web mapping dengan peta yang ada pada media tradisional lainnya. Web mapping bukanlah memindahkan aplikasi SIG desktop ke dalam bentuk web-based walaupun memungkinkan untuk itu. Pengguna internet berasal dari berbagai kalangan dengan berbagai kemampuan atas SIG, dari yang tidak tahu sampai ahli. Web mapping memanfaatkan fungsi interaktivitas yang ada pada aplikasi SIG ke dalam bentuk web. Pendahuluan
Untuk membuat web mapping, maka yang harus diperhatikan sebelumnya adalah:
1. Untuk apa dan bagaimana web mapping itu dibuat. - Menampilkan peta dengan kemampuan interaksi sederhana, seperti perbesaran, perkecilan dan pergeseran gambar. - Media untuk sharing, peta bisa di-download untuk kemudian diedit (manipulasi) sesuai dengan kebutuhan. - Menampilkan dengan kemampuan interaktivitas yang lebih banyak, misalnya menghitung jarak antara dua titik, atau membuat rute dari sebuah titik (awal) ke titik lain (tujuan) melalui jaringan jalan yang ada (MapQuest menyajikan dengan baik fasilitas ini). - Memindahkan aplikasi SIG desktop ke program SIG berbasis client-server melalui browser internet, walau sebelumnya disebutkan ini tidak termasuk web mapping, tetapi secara teknis hal ini dimungkinkan, dan merupakan web mapping lanjutan. 2. Untuk siapa ditujukannya. - Untuk masyarakat luas. - Untuk praktisi. 3. Berapa anggaran yang dimiliki. Menyajikan Peta Melalui Internet
Walaupun bukan satu-satunya cara, peta tetap menjadi alat yang efektif bagi geograf untuk menyampaikan pikirannya. Sebagai contoh, presentasi sebuah mata kuliah disajikan dengan baik oleh Andreas Neumann.
Web mapping bisa dibuat sebagai perangkat pengawasan (monitoring) sebuah pelaksanaan pekerjaan/proyek, khususnya yang menyangkut masalah ruang. Jika dihubungkan dengan sebuah database yang selalu up-to-date atau real-time, web mapping juga bisa menjadi informasi yang bagus bagi masyarakat luas, misalnya peta informasi kemacetan jalan yang ditampilkan di situs CBN CyberMap, atau yang menampilkan informasi cuaca seperti di Weather Underground.
Tetapi peta bukan hanya milik geograf. Kecenderungan penyajian peta melalui internet pun makin bertambah. Di beberapa negara bahkan peta yang dipublikasi lewat internet bisa dilihat melalui alat yang bisa dibawa kemana-mana (portable) yang memiliki kemampuan GPS sehingga bisa dijadikan panduan untuk bepergian (DashPC).
Peta (web mapping) juga bisa menjadi menjadi alat promosi bagi dunia usaha, bahkan sebagai alat usaha itu sendiri. Pada sebuah situs web mapping bisa dimasukkan lokasi-lokasi perusahaan misalnya, sehingga konsumen atau calon konsumen bisa melihat dimana mereka bisa mendapatkan yang mereka yang dekat dengan mereka.
Satu keunggulan web mapping dibanding peta konvensional adalah interaktivitas. Peta yang ditampilkan bisa menjadi dinamis menurut besaran, lokasi/arah, waktu, sekala dan tema. Pengunjung bisa memilih sendiri informasi apa yang ingin mereka lihat, dan menampilkannya secara bersamaan. Beberapa situs web mapping bahkan memasukkan fungsi analisis seperti menghitung jarak, membuat rute, pengelompokan data dan sebagainya.
Pemilihan Teknologi
Ada dua kategori besar cara penyajian peta melalui internet, yaitu dengan :
Mengikuti program yang sediakan pihak lain (ASP, Application Service Provider). Adalah cara tercepat menyajikan peta pada situs internet. Kini banyak penyedia jasa ini, bahkan sudah ada perusahaan di Indonesia yang melakukannya. Bagian ini tidak dibahas lebih lanjut.
Mengembangkan sendiri. Untuk mengembangkan sendiri web mapping sangat terkait pada anggaran dan sumber daya manusia yang dimiliki. Pilihan teknologi untuk mengembangkan sendiri juga sangat banyak, mulai dari yang sederhana dan gratis, sampai yang rumit dan mahal, atau membuat teknologi sendiri. Tetapi tidak selamanya yang gratis atau murah itu sederhana dan yang mahal itu rumit.
Salah satu keuntungan mengembangkan web mapping sendiri adalah ketersediaan untuk memperbaharui (updating) data kapan saja, dan bahkan bisa terus meningkatkan kemampuan web mapping yang sudah ada (upgrading). Keuntungan lainnya adalah bisa disesuaikan dengan keinginan sendiri (customizable).
Data Vektor atau Raster?Peta yang ditampilkan bisa salah satu dari keduanya. Jika tujuan pembuatan web mapping adalah sebagai sharing data, sehingga pengunjung bisa men-download peta yang bisa diedit dengan software SIG , maka pilihannya adalah pada data vektor. Saat ini OpenGIS® Consortium (konsorsium internasional untuk pengembangan SIG terbuka) sedang mengembangkan Geography Markup Language (GML), satu standar format data vektor bereferensi geografis dengan basis XML (eXtensible Markup Language). Untuk membuat peta dari GML dibutuhkan penerjemah grafis dari elemen-elemen GML itu, salah satunya, dan yang banyak digunakan adalah Scalable Vector Graphic (SVG). Keunggulan format ini adalah akurasi data tetap terjaga walaupun peta diperbesar beberapa kali.
Dari banyak teknologi (software) web mapping yang ada, sebagian besar menampilkan peta dalam bentuk gambar raster. Di belakang layar, data vektor tetap digunakan, dan saat pengunjung menginginkan peta pada satu wilayah tertentu, program akan membuat dan menampilkan peta yang diinginkan itu. Keunggulan dengan cara ini adalah lebih cepat, karena besarnya data (yang diterima pengunjung) akan relatif tetap, dibandingkan dengan data vektor yang jika menampilkan data dengan cakupan wilayah luas dan datanya besar, maka waktu yang dibutuhkan untuk mengambil data akan semakin lambat (kecepatan pengambilan data berbanding lurus dengan besarnya data).
Dukungan DatabaseMenampilkan peta pada prinsipnya adalah menampilkan data, selain kemampuan menampilkan data spatial, software yang digunakan juga harus mendukung data-data atribut yang menyertai data spatial. Jika web mapping dibuat untuk menampilkan data yang kontinyu maka dibutuhkan dukungan database yang baik, kemampuan memperbarui data (updating) dan sebagainya. Jika interaktivitas menjadi hal penting, maka dukungan database yang bisa melakukan pencarian atas atau berdasarkan fitur keruangan mutlak diperlukan.
Kecepatan AksesPengunjung internet berasal dari berbagai kalangan, dengan berbagai jenis sistem koneksi untuk menghubungkan komputer mereka dengan jaringan internet. Seorang pengunjung mungkin akan bisa mengakses sebuah situs web mapping dengan cepat, tetapi pengunjung lainnya mungkin akan merasa sangat lama. Kecepatan akses ini tergantung pada jenis software yang digunakan, jenis/kualitas koneksi yang dimiliki server web mapping itu dan jenis/kualitas koneksi yang digunakan pengunjung saat mengakses situs web mapping. Beberapa software mengharuskan pengunjung untuk men-download satu atau lebih plug-ins (tambahan fungsi pada browser untuk menjelajah internet), software lain juga menggunakan program berbasis java (applets). Keharusan-keharusan itu akan menambah waktu akses sehingga menjadi lebih lama.
KartografiSupaya ide-ide yang ingin dipublikasikan bisa sampai ke pengunjung, maka peta harus dibuat semenarik mungkin dan tidak membingungkan. Di sini kartografi memegang peranan yang sangat penting. Aplikasi kartografi pada peta untuk internet mungkin akan berbeda dibandingkan dengan kartografi untuk peta konvensional pada kertas.

3.)

Sistem Informasi GeografisMengendus Sarang Walet di Monitor


Sebuah "mesin" pencari sarang walet diciptakan seorang gadis Bali. Ni Kadek Ariasih, gadis berusia 26 tahun asal Bali ini berhasil merancang peranti lunak untuk menentukan lokasi sarang walet paling ideal. Karya itu menjadi tugas akhir Kadek di Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Surabaya, yang mengantarkannya lulus dengan predikat cum laude dengan indeks prestasi komulatif (IPK) 3,52 (skala 4,0). Program Kadek mengolah sistem informasi geografis (GIS) untuk menentukan sarang walet memang menarik. Cukup bermodal komputer Pentium 3 dengan memori 128 sampai 256 megabyte, kita bisa mengetahui apakah sebuah titik di peta layak menjadi sarang walet. Misalnya, klik sebuah titik di atas peta Pulau Bali. Titik yang dipilih akan membesar, "Lalu klik sekali lagi untuk menampilkan informasinya," kata Kadek. Maka, akan tampil seluruh informasi lokasi, berikut nilai kelayakannya sebagai daerah lokasi sarang walet. Bermodal peta digital pemberian Pemerintah Daerah Bali, dan seperangkat komputer, Kadek melakukan penelitian. Kadek kemudian membuat program, dengan Visual Basic, untuk melakukan perhitungan matematis antara jarak lokasi dan data-data tadi. Dengan menggunakan kecerdasan buatan atau fuzzi logic, seluruh data itu kemudian dikonversikan dengan syarat kelayakan hidup walet, seperti suhu ideal dan kelembapan, dalam bentuk nilai.


4.)

PELATIHAN INTEGRASI SISTEM GPS & GIS
—————————————————————————————————————————————–
GPS dan GIS disebut sebagai dua sistem teknologi yang revolusioner pada abad ini. Kedua sistem ini sama-sama berlatar belakang geo-science, sehingga keberadaan satu sama lainnya sebenarnya banyak mempunyai keterkaitan. Mungkin selama ini kebanyakan orang lebih memilih membangun sistem itu secara terpisah, atau secara tanpa disadari integrasi kedua sistem ini sebenarnya telah mereka lakukan.
Bentuk integrasi sistem GPS dengan GIS diantaranya GPS dapat digunakan sebagai alat bantu dalam proses transformasi koordinat pada data spasial sebuah sistem GIS yang dibangun, GPS dapat digunakan sebagai alat bantu dalam updating data spasial sebuah sistem GIS yang dibangun, GPS (GPS Topografi/Levelling, GPS tracking) dapat pula digunakan sebagai pembangun data spasial sebuah sistem GIS yang akan dibangun, dan sekarang ini di dunia sedang booming diaplikasikan integrasi GPS dan GIS dalam sistem Rover GPS realtime tracking dengan sistem Base GIS visualization tracking. Bila kita melihat di negara kita, pengenalan dan pengembangan teknologi GPS dan GIS sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu dalam kurun waktu yang bersamaan dan terus berkembang sampai saat ini baik dalam volume maupun jenis aplikasinya. Mengingat kedua bentuk sistem ini cukup banyak sekali membantu program atau proyek dunia kerja baik itu di instansi pemerintahan atau pun swasta, maka sudah seharusnya bila sistem ini supaya dapat lebih ‘dimasyarakatkan’ di negara kita ini.
KK Geodesi merupakan salah satu working group yang cukup banyak mengkaji dan mengaplikasikan sistem GPS dan mengintegrasikannya dengan GIS. Sebagai upaya untuk ikut serta berkontribusi dalam memberikan pengenalan dan pemahaman mengenai ruang lingkup teknologi GPS dan GIS serta bentuk integrasi antara kedua sistem ini, serta turut mewujudkan pembangunan Sumber Daya Manusia GPS dan GIS yang berkualitas, maka KK Geodesi membuat suatu program pelatihan pengenalan Integrasi sistem GPS & GIS.
Tujuan utama dari pelatihan adalah untuk memberikan wawasan, pengetahuan, dan cara-cara mengaplikasikan sistem integrasi antara GPS dengan GIS, serta memberikan pemikiran awal untuk pengimplementasian sistem sesuai dengan bidang yang ditekuni.

5.)

Pelatihan IT - Tatakelola Potensi Daerah dengan GIS

Pelatihan Teknologi InformasiFundamental Tatakelola Potensi Daerah dengan Sistem Informasi Geografis (TPDSI-GIS) (24 jam, 3 hari)
Deskripsi PelatihanOverview Sistem Informasi GeografisSistem informasi geografis (Geographic Information System, GIS) adalah sistem yang dapat digunakan untuk menangkap, menyimpan, menganalisa, serta mengelola data dan karakteristik yang berhubungan yang secara spasial mengambil referensi ke bumi. Lebih jauh, sistem ini dapat didefinisikan sebagai sistem komputer untuk memadukan, menyimpan, membagi, serta menampilkan informasi yang mengambil acuan geografis.Teknologi GIS menggunakan informasi digital yang didapatkan dari metode pembuatan data digital. Metode pembuatan yang umum digunakan adalah digitization, yaitu peta cetak atau rencana survey yang ditransfer ke dalam bentuk media digital menggunakan program komputer (Computer aided drafting, CAD) serta kapabilitas georeferencing.GIS dapat digunakan untuk menggambarkan karakteristik permukaan, subsurface, dan atmosfir dari titik-titik informasi secara dua dimensi atau tiga dimensi. Contoh, GIS dapat membuat peta isopleth atau garis kontur yang mengindikasikan perbedaan curah hujan. GIS juga bisa mengenali dan menganalisas hubungan spasial yang ada antara data spasial yang tersimpan secara digital. Relasi topologi ini membuat pemodelan spasial dan analisa yang komplek dapat dilakukan. Relasi topologi yang dimodelkan dengan GIS dapat meliputi adjacency, containment, dan proximity. Dengan pemodelan topologi ini kita dapat mendeteksi keberadaan lokasi SPBU, pasar, atau pabrik yang letaknya dekat suatu area seperti persawahan, atau rawa-rawa.Selain itu, fungsi GIS juga dapat digunakan untuk mensimulasikan rute material sepanjang jaringan linier. Variabel seperti kemiringan, batas kecepatan, diameterpiap dapat dimasukkan kedalam pemodelan jaringan supaya merepresentasikan aliran fenomena secara akurat. Pemodelan jaringan ini umumnya digunakan dalam perencanaan transportasi, pemodelan hidrologi, serta infrastruktur.GIS juga bisa digunakan untuk pemodelan kartografi. Pemodelan kartografi (cartographic modelling) dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana layer tematik dibuat, diproses, dan dianalisa, pada suatu lingkup area yang sama. Operasi pada peta hasil pemodelan kartografi dapat digabungkan dengan algoritma untuk mensimulasikan atau mengoptimasi suatu model.
Potensial DaerahTema wilayah secara geologi dapat dikelompokkan menjadi :1. Geologi : Batuan, Permukaan, Struktur Kontur, Teknik2. Geofisika : Magnetik, Gravitasi, Radiometrik3. Geologi Lautan : Geofisika, Coastal, Gloria4. Sumber Daya Alam : Minyak dan Gas, Non Migas, Bahan tambang logam, Batu bara5. Wilayah Bencana : Gempa Bumi, Gunung Berapi, Tanah Longsor, BanjirSecara umum daerah memiliki karakteristik wilayah yang spesifik. Masing-masing memiliki potensi yang bisa dikembangkan dan akan sangat menunjang kepada pendapatan asli daerah. Dengan tata kelola yang baik terhadap potensi-potensi tersebut maka potensi ini dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kemakmuran masyarakat di daerah tersebut.Untuk melakukan pengembangan ini diperlukan perangkat-perangkat pendukung berupa data dan informasi yang akurat mengenai karakteristik pemeteaan potensi daerah yang dimilikinya. Pengambilan kebijakan-kebijakan yang berbasis data akan membuat kebijakan ini menyentuh sendi dasar pengolahan potensi daerah. Sehingga dengan data tersebut, aliran data akan dapat meyakinkan investor untuk membantu pengembangan-pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah daerah.Supaya tata kelola ini bisa berjalan dengan baik maka perlu disiapkan sumber daya manusia (SDM) yang siap dan mampu untuk mengimplementasikan sistem informasi geografis untuk kepentingan pemetaan potensi-potensi yang dimiliki oleh daerahnya masing-masing.PelatihanUntuk menunjang Tata Kelola Potensi Daerah dengan Sistem Informasi Geografis maka ComLabs USDI-ITB menyediakan media pelatihan Teknologi Informasi Tata Kelola Potensi Daerah dengan Sistem Informasi Geografis (GIS). Pelatihan ini menggunakan software ArcGIS dari ESRI corp untuk mengembangkan dan menganalisa potensi daerah tematik. Dasar-dasar penggunaan SIG, langkah-langkah digitalisasi data, serta dasar-dasar analisas data potensi daerah akan disampaikan secara modular untuk memudahkan peserta dalam memahami materi.






1 komentar:

Unknown mengatakan...

tugas sudah saya terima...

blog-nya sudah sangat bagus....good job....
mungkin untuk kedepannya bisa ditambahkan lebih banyak gambar agar lebih menarik....
keep working ya...

regards,
rengga asmara
blog : http://supergareng.wordpress.com
FS : super_rengga@yahoo.com